Minggu, 04 Desember 2011

SELAPANAN BAYI WARGA TUK SONGO


Dalam budaya masyarakat Jawa, seorang anak yang lahir merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tradisi masyarakat Jawa, ada beberapa upacara adat pada saat mengandung bayi hingga bayi lahir ke dunia. Upacara adat tersebut antara lain, Mitoni, Mendhem Ari-Ari, Brokohan, Puputan, Sepasaran dan Selapanan.

Upacara Selapanan dilaksanakan pada saat 35 hari setelah kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini, hari lahir bayi akan terulang lagi, misalnya :bayi yang lahir hari Kemis Kliwon (hari weton), maka selapannya akan jatuh di hari Kemis Kliwon.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, upacara selapanan memiliki makna sebagai wujud puji syukur atas kelahiran dan kesehatan jabang bayi.

Rangkaian upacara selapanan adalah potong rambut bayi (parasan). Pemotongan rambut jabang bayi pertama kali dilakukan oleh ayah dan ibu jabang bayi, kemudian dilanjutkan oleh sesepuh bayi. Pada upacara ini rambut jabang bayi dipotong habis, dikarenakan rambut jabang bayi diyakini masih asli dari bawaan lahir jabang bayi yang masih terkena banyu ketuban. Namun, pada saat sekarang, dalam tradisi potong rambut ini, rambut jabang bayi tidak digunduli, sehingga pemotongan rambut hanya dilakukan seperlunya saja, tidak digundul, hanya untuk simbolisasi saja dalam upacara selapanan.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar