Nama Masjid Ardul Jadid
merupakan sebuah masjid yang berlokasi di Perumahan Puri Tuk Songo, Cacaban,
Kota Magelang. Nama Masjid Ardul Jadid memang sangat unik dan spesifik dan
belum ada nama masjid yang dinamai dengan nama Masjid Ardul Jadid selain masjid
yang berada di Perumahan Puri Tuk Songo, Cacaban, Kota Magelang. Secara riil,
meskipun sudah berubah menjadi masjid, yang sebelumnya adalah berbentuk mushola
dan diberi nama Mushola Ardul Jadid, sampai dengan bulan September 2013, Masjid
Ardul Jadid belum pernah dipergunakan untuk Sholat Jum’at meski kondisi secara
fisik sudah berubah menjadi sebuah masjid. Hal ini dikarenakan jumlah jamaah yang
terbatas untuk dapat dilaksanakannya Sholat Jum’at di Masjid Ardul Jadid, sebab
pada hari Jum’at banyak jamaah yang belum pulang dari aktifitas.
Memang kondisi saat
ini, sampai dengan September 2013, Masjid di Kompleks Perumahan Puri Tuk Songo
ada yang merubah menjadi Masjid Darul Salam. Namun berdasarkan pandangan
pribadi, saya koq lebih sreg di hati dan
lebih nyaman (comfort) setiap
menulis dan menyebut masjid di Perumahan Puri Tuk Songo dengan tetap menyebut
Masjid Ardul Jadid. Alasan utamanya yaitu pandangan sejarah dan semangat
(spirit).
Pandangan sejarah :
Perumahan Puri Tuk
Songo dibangun dan didirikan diatas tanah bengkok yang berujud tanah
persawahan. Tanah sawah dikeringkan dan diatasnya dibangun tanah untuk hunian
warga masyarakat (perumahan) pada tahun 2013. Fasilitas sosial yang dibangun
bersamaan dalam satu paket dengan pembangunan rumah yaitu Balai RW dan Mushola.
Mengacu pada lokasi yang tadinya tanah pertanian dan sekarang menjadi suatu
wilayah hunian baru/perkampungan baru, yang dalam bahasa arabnya disebut dengan
“Ardul Jadid” (Kampung Baru/Hunian atau Perumahan Baru). Makanya Mushola yang
dibangun di Perumahan Puri Tuk Songo diberi nama Mushola Ardul Jadid.
Pandangan
Semangat/Spirit :
Seiring
perkembangan waktu, jumlah penghuni perumahan Puri Tuk Songo bertambah dan pada
awal tahun 2011 ada pemikiran dari Takmir Mushola Ardul Jadid untuk memperluas
dan mengembangan Mushola Ardul Jadid menjadi suatu Masjid. Dan bertepatan pada
bulan ramadhan. pada tanggal 5 Agustus 2011 ada tarawih keliling Walikota
Magelang di Mushola Ardul Jadid dan hal itu dijadikan momentum untuk peletakan
pondasi pengembangan Mushola Ardul Jadid yang dilakukan oleh Walikota Magelang,
Ir. Sigit Widyonindito, MT.
Namun bersamaan
dengan itu, banyak pendatang penghuni baru di Perumahan Puri Tuk Songo. Para
pendatang ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Dari beberapa pendatang baru
memang ada 1 (satu) orang yang pada setiap saat waktu berkumpul di serambi
Mushola Ardul Jadid sehabis melaksanakan sholat maghrib dan isya maupun ketika
berkumpul di Pos Ronda maupun kumpulan kegiatan sosial (arisan maupun kerja
bhakti) selalu mencibir penamaan Mushola
Ardul Jadid dan selalu memaksakan pendapat untuk mengganti nama Ardul Jadid
yang menurut beliau ini jelek, dan tidak bagus. Hal ini oleh beliau dilakukan
setiap saat ketika kumpulan warga. Saya pribadi juga heran dengan orang ini,
ngapain sich mau ngatur ? ngapain sich mau merubah nama tempat ibadah menurut
selera beliau ? dan ngapain sich pada setiap saat mencibir suatu nama yang
menurut saya sangat bagus karena memiliki makna historis. Setelah sekian lama
saya pelajari dan saya simpulkan memang karakter beliau ini sukanya didengar
tapi nggak mau mendengar.
Lima bulan setelah peletakan pondasi, pada tanggal 1 Januari 2012 dimulailah pembangunan Masjid Ardul Jadid.
Pada bulan Ramadhan
tahun 2012, Masjid Ardul Jadid sudah bisa digunakan untuk Sholat Tarawih,
Sholat 5 Waktu dan Sholat Idul Adha.
Sampai dengan pertengahan tahun 2013, tau-tau nama Masjid Sudah Berubah Menjadi
Masjid Darul Salam.
Menurut saya nama
Darul Salam juga bagus karena artinya adalah Tempat Untuk Bersujud. Namun demikian
belajar dari Sejarah nabi Muhammad dan Para Waliyullah bahwa fungsi
Mushola/Masjid adalah tempat untuk mendirikan sholat dan tempat berkumpulnya
jamaah untuk mendirikan kalimat “ lailahailalloh muhammadarosululloh “.
Soal nama masjid
tidak menjadi syarat mutlak untuk tidak
melaksanakan Sholat, dimanapun tanah dipijak itulah bumi Alloh.
Namun secara
pribadi, memang saya memiliki pandangan “eman-eman” nama Masjid Ardul Jadid
yang namanya sudah pas dengan karakter sejarah adanya perumahan Puri Tuk Songo
koq diganti dengan nama lain yang tidak memiliki sangkut paut dengan asal
muasal sejarah berdirinya perumahan Puri Tuk Songo dan penamaan Darul Salam
juga asal comot tidak melalui diskusi panjang serta melibatkan umat muslim di
Perumahan Puri Tuk Songo. Dan penggantian nama lebih didasarkan pada pendapat
ego seseorang.
Sewaktu masih aktif
menjadi Jamaah Mushola Ardul Jadid, saya bisa merasakan api semangat (spirit)
para jamaah untuk memiliki tempat sujud yang representatif. Para jamaah sangat
bersemangat ketika membahas pengembangan Mushola Ardul Jadid.
Dan yang sangat
saya sesali adalah ketika Mushola Ardul Jadid sudah berdiri megah dan sudah
berubah menjadi Masjid. Mengapa para Jamaah bisa sampai terlena dan mengiyakan
saja kemauan “pembisik” untuk merubah nama Masjid Ardul Jadid menjadi Masjid
Darul Salam. Mengapa tidak ada semangat bahkan loyo untuk tetap mempertahankan
nama Masjid Ardul Jadid. Nama Masjid Ardul Jadid sangat pas dengan sejarah
berdirinya Perumahan Puri Tuk Songo dan didalamnya ada api semangat yang
berkobar untuk maju dan berkembang.
Makanya saya mohon kalo
dalam setiap penulisan, saya masih memakai nama Masjid Ardul Jadid. Ketika
menulis Masjid ardul Jadid saya merasakan api semangatnya, sedangkan untuk
menulis nama masjid yang baru terasa ‘aras-arasen”, tidak ngeh dan merasa
asing, karena sudah mencabut akar sejarah dari 2013, tiba-tiba mak benduduk ada
nama baru.
Wallohu alam
bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar